Thursday, 11 September 2014

Materi Elmes II Kopling

Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya
Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari
poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana putaran
inputnya akan sama dengan putaran outputnya. Tanpa kopling, sulit untuk menggerakkan
elemen mesin sebaik-baiknya. Dengan adanya kopling pemindahan daya dapat dilakukan
dengan teratur dan seefisien mungkin.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari
elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.

Untuk perencanaan sebuah kopling kita harus memperhatikan kondisi-kondisi sebagai
berikut:
1. Kopling harus mudah dipasang dan dilepas
2. Kopling harus dapat mentransmisikan daya sepenuhnya dari poros
3. Kopling harus sederhana dan ringan
4. Kopling harus dapat mengurangi kesalahan hubungan pada poros

Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis:
1. Kopling Tetap
2. Kopling Tak Tetap

1 Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan
daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana
sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit berbeda
sumbunya. Kopling tetap selalu dalam keadaan terpasang, untuk memisahkannya harus
dilakukan pembongkaran.
Kopling tetap terbagi atas:

1. Kopling kaku
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan sumbu segaris, dan
dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-pabrik, kopling ini terdiri atas :
a. Kopling bus
b. Kopling flens kaku
c. Kopling flens tempa

2. Kopling luwes
Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan sumbu poros
yang terdiri atas:
a. Kopling flens luwes
b. Kopling karet ban
c. Kopling karet bintang
d. Kopling gigi
e. Kopling rantai
3. Kopling universal
Kopling universal digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup besar,
terdiri dari:
a. Kopling universal hook
b. Kopling universal kecepatan tetap
Kopling universal digunakan bila poros penggerak dan poros yang digerakkan
membentuk sudut yang cukup besar
4. Kopling Fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara kedua poros.
Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar.
Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak
saling diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih , penggerak mula
tidak akan terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan


Kopling Tidak Tetap
Kopling tidak tetap (clutch) adalah sebuah elemen mesin yang digunakan untuk
menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan sehingga poros yang digerakkan bisa
berputar dan berhenti tanpa mengentikan poros penggerak. Kegunaan clutch biasanya ditemukan
pada kendaraan seperti sepeda motor, mobil atau truk. Ketika sepeda motor berhenti (poros yang
digerakkan berupa poros roda belakang), tetapi mesin masih terus berputar (mesin tetap hidup).
Ada dua tipe clutch yang biasa digunakan pada praktik keteknikan, yaitu:
A. Positive clutch (kopling pasti)
B. Friction clutch (kopling gesek)

Positive clutch (kopling pasti)
Positive clutch digunakan ketika gerak positif dibutuhkan. Tipe yang paling sederhana dari
positive clutch adalah jaw atau claw clutch (kopling jepit atau cakar). Jaw clutch menggunakan
satu poros untuk menggerakkan poros lain melalui sebuah kontak langsung dari sambungan jepit
(jaw). Itu terdiri dari dua bagian, satu bagian secara permanent dikunci ke poros penggerak oleh
pasak (sunk key). Bagian yang lain dari clutch adalah bergerak dan bebas meluncur secara aksial
pada poros yang digerakkan, tetapi bisa dihindari dari putaran balik ke poros dengan memakai
pasak (feather key). Jaw clutch tipe persegi seperti ditunjukkan pada Gambar 1.3 (a) atau tipe
spiral seperti pada Gambar 1.3 (b).


Friction clutch (kopling gesek)
Kopling gesek mempunyai aplikasi utama dalam mentransmisikan daya poros dan mesin
yang sering kali distarter dan dihentikan. Aplikasi ini juga ditemukan dalam kasus yang mana
daya dipindahkan sebagian atau seluruhnya ke mesin. Gaya gesek digunakan untuk menstarter
poros yang digerakkan dari kondisi diam dan perlahan-lahan mencapai putaran yang diinginkan
tanpa terjadi slip pada permukaan gesek. Dalam otomotif, kopling gesek digunakan untuk
menghubungkan mesin ke poros yang digerakkan.

Ada beberapa hal yang perlu dicatat:
1. Permukaan kontak akan menimbulkan gaya gesek yang dapat menahan beban dengan
tekanan agak rendah antara permukaan kontak.
2. Panas gesek yang ditimbulkannya, dengan cepat bisa hilang dan cenderung sangat kecil.
3. Permukaan gesek dipengaruhi oleh kekakuan material yang cukup untuk menjamin
distribusi tekanan yang agak seragam (uniform).
Material yang digunakan untuk lapisan permukaan gesek dari sebuah kopling mempunyai ciri ciri
(karateristik) sebagai berikut:
 1. Koefisien gesek yang tinggi dan uniform.
2. Tidak diperngaruhi oleh embun (uap basah) dan minyak (oil).
3. Tahan pada temperature tinggi akibat slip.
4. Konduktivitas panas yang tinggi.
5. Ketahanan aus yang tinggi.

Untuk contoh perhitungan lengkap komentar  dibawah ini dengan alamat email anda, nanti saya kirim karena materinya cukup banyak. thanks.

No comments:

Post a Comment